Kloroform yang kelarutannya dalam air
sangat kecil, apabila ditambahkan asam asetat kelarutannya bertambah besar. Hal
ini disebabkan karena asam asetat mudah larut dalam air, begitu pula asam
asetat dapat larut dalam kloroform dalam berbagai perbandingan.
Bentuk
diagram hasil kelarutan tersebut dilukiskan dalam segitiga sama sisi yang
terjadi pada suhu dan tekanan yang tetap. Aturan Gibbs yang digunakan untuk
menentuka kedudukan sistem adalah sebagai berikut, persamaan V = C – P, dengan
V adalah derajat kebebasan, C adalah jumlah komponen, dan P adalah jumlah fasa
dalam sistem.
Untuk
sistem terner, C bernilai tiga, sehingga persamaan Gibbs menjadi persamaan V =
3 – P. Dengan
menggunakan persamaan tersebut, derajat kebebasan yang diperlukan untuk
menentukan kedudukan sistem dalam daerah satu fasa adalah sebanyak dua.
Gambar 1. penentuan komposisi sistem
Kedudukan
sistem ditentukan sebagai berikut:
A adalah tempat
kedudukan sistem 100% A; 0% B; 0% C.
B adalah tempat
kedudukan sistem 100% B; 0% A; 0% C.
C adalah tempat
kedudukan sistem 100% C; 0% A; 0% B.
Garis miring AC
yang sejajar denganya, secara berturut-turut dari kiri ke kanan, merupakan
tempat kedudukan sistem 0% B, 10% B, 20% B dan seterusnya sampai 100% pada
titik B.
Garis
miring BC dan yang sejajar dengannya, secara berturut-turut dari kanan ke kiri,
merupakan tempat kedudukan 0% A, 10% A, 20% A, dan seterusnya sapai 100% A pada
titik A. Sementara itu, garis mendatar AB dan yang sejajar dengannya, secara
berturut-turut dari bawah ke atas, merupakan temat kedudukan sistem 0% C, 10%
C, 20% C, dan seterusnya sampai 100% C pada titik C. Titik D adalah kedudukan
sistem dengan komposisi 20% B, 30% C, dan 50% A. (Tim Kimia Fisika I UPI, 2014
: 1,2)
Komposisi
salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen lainnya diketahui.
(Mulyani, 2001 : 404)
Bentuk
diagram kloroform – air – asam asetat pada suhu dan tekanan tertentu seperti
terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. diagram fasa kloroform – air – asam asetat
Kurva
yang terdapat dalam segitiga merupakan kelarutan antara ketiga zat. Di dalam
kurva terdiri atas campuran sistem yang memiliki dua fasa cair-cair, yaitu:
asam asetat dengan kloroform yang larut dalam air dan asam asetat dengan air
yang larut dalam kloroform. Garis PQ merupakan garis penentu komposisi sistem,
yang letaknya tidak sejajar dengan garis
, dan disebut garis dasi (tie line).
Misalkan suatu sistem dimulai dari
komposisi K, berdasarkan aturan Lever, sistem ini merupakan sistem dua fasa
(jika dikocok akan terlihat keruh). Dengan menitrasi campuran oleh asam asetat,
maka komposisi sistem akan berjalan sepanjang garis KK’ menuju titik 100% asam
asetat. Dengan pengocokan secara hati-hati selama titasi akan diperoleh tetesan
terkahir ketika kekeruhan tepat hilang, yaitu titik K’. (Tim Kimia Fisika I,
2014: 2,3)
Lebih
lanjut segitiga adalah sama sisi, jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari
sembarang titik dengan segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan sama dengan
panjang garis tegak lurus antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,
yaitu 100% atau satu. (Dogra, 2008: 473)
Dua
fasa dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama. Lebih dari itu harus
bertekanan sama, asalkan tidak terpisah oleh dinding keras atau oleh suatu
antar permukaan yang memiliki lengkung berarti. Akhirnya sembarang zat yang
dapat lalu-lalang dengan bebas diantara kedua fasa itu harus memiliki potensial
kimia yang sama di dalamnya. Kriteria penting bagi kesetimbangan ini yang
dinyatakan oleh sifat-sifat intensif T, P, dan ยต, langsung menuju kepada aturan
fasa Wiliard Gibbs. (Konnerth, 1993: 157)
sumber:
Dogra. (2008). Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta
: UI Press.
Konneth. (1993). Prinsip-Prinsip
Kesetimbangan Kimia edisi Keempat. Jakarta : UI Press.
Mulyani, Sri. (2004). Kimia Fisika I. Bandung:
UPI.
Tim Kimia Fisika I UPI.
(2014). Panduan Praktikum: "Sistem
Terner Air - Kloroform - Asam Asetat". Bandung: tidak diterbitkan.